| 
 
 DARI TIDAK ADA MENJADI                ADA: DENTUMAN BESAR (THE BIG BANG)                                  |  |                    | (Dia) Pencipta                    langit dan bumi … (QS. Asy Syuura, 42:11)
 |  Tahukah Anda bahwa segala sesuatu yang                Anda lihat di sekitar Anda, tubuh Anda sendiri, rumah yang Anda                huni, kursi yang Anda duduki, ayah dan ibu Anda, pepohonan, burung-burung,                tanah dan buah-buahan, singkatnya, semua makhluk hidup dan benda                mati yang mampu Anda bayangkan, timbul melalui bergabungnya atom-atom                yang disebabkan oleh “Dentuman Besar” atau Big Bang?                Sadarkah Anda akan kenyataan bahwa, setelah ledakan ini, muncullah                keteraturan yang sempurna di seluruh jagat raya? Lalu, apakah “Dentuman                Besar” itu?
 Selama satu abad terakhir, serangkaian percobaan, pengamatan, dan                perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi mutakhir,                telah mengungkapkan tanpa ragu bahwa alam semesta memiliki permulaan.                Para ilmuwan telah memastikan bahwa alam semesta berada dalam keadaan                yang terus mengembang. Dan mereka telah menyimpulkan bahwa, karena                alam semesta mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam                waktu, alam semesta ini tentulah memulai pengembangannya dari sebuah                titik tunggal. Sungguh, kesimpulan yang telah dicapai ilmu pengetahuan                saat ini adalah alam semesta bermula dari ledakan titik tunggal                ini. Ledakan ini disebut “Dentuman Besar” atau Big Bang.
 
 Penciptaan suatu keteraturan sempurna menyusul peristiwa Big Bang                sama sekali bukanlah gejala yang dapat dianggap sebagai peristiwa                biasa. Pikirkanlah tentang kenyataan bahwa beribu-ribu jenis ledakan                sering terjadi di bumi, tetapi tak ada keteraturan yang dihasilkannya.                Bahkan sebaliknya, semua itu mengarah ke akibat yang menghancurkan,                merusak, dan membinasakan. Contohnya, bila bom atom atau bom hidrogen,                letusan gunung berapi, ledakan gas alam, dan ledakan yang terjadi                di matahari diamati, kita dapat melihat bahwa dampak yang ditimbulkannya                selalu membahayakan. Akibat yang bersifat membangun keteraturan                atau sesuatu yang lebih baik tidak pernah diperoleh sebagai akibat                dari suatu ledakan. Akan tetapi, menurut data ilmiah yang diperoleh                dengan bantuan teknologi modern, Big Bang, yang terjadi ribuan tahun                lalu, menyebabkan perubahan dari tiada menjadi ada, bahkan menghadirkan                keberadaan yang sangat teratur dan selaras.
 
 Sekarang, mari kita pikirkan contoh berikut: Di bawah tanah, terjadi                ledakan dinamit dan, setelah ledakan ini, istana paling indah yang                pernah disaksikan dunia, lengkap dengan jendela, pintu, dan perabotan                yang mewah dan indah, tiba-tiba muncul. Masuk akalkah untuk menyatakan                bahwa, “Ini menjadi ada secara kebetulan”? Dapatkah                istana itu terwujud dengan sendirinya? Tentu saja tidak!
 
 Alam semesta yang terbentuk setelah Big Bang merupakan sistem yang                demikian hebat, terencana dengan sangat cermat, dan menakjubkan                sehingga ini sudah pasti tidak mungkin disejajarkan dengan istana                yang ada di bumi. Dalam keadaan seperti ini, sama sekali tidak masuk                akal untuk menyatakan bahwa alam semesta menjadi ada dengan sendirinya.                Alam semesta tiba-tiba saja muncul menjadi ada dari ketiadaan. Hal                ini menunjukkan kepada kita keberadaan Pencipta Yang menciptakan                benda atau materi dari ketiadaan dan Yang menjaganya setiap saat                dalam kendali-Nya. Dialah Yang Maha Bijaksana dan Mahakuasa. Sang                Pencipta ini adalah Allah, Yang Mahaperkasa.
 GAMBARAN TENTANG                LUASNYA RUANG ANGKASA yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi,                dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam                kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia                menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS. Al Furqaan,                25: 2)   Di                alam semesta, tak terhitung banyaknya sistem yang bekerja. Allah                menempatkan semua sistem ini dalam kendali-Nya meski di saat kita                tidak menyadarinya, misalnya, saat kita sedang membaca, berjalan,                atau tidur. Allah menciptakan alam semesta beserta seluk-beluknya                yang rinci yang berjumlah tak terhitung agar manusia dapat memahami                kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Di dalam Al Quran, Allah berfirman                kepada manusia dan menjelaskan alasan penciptaan keteraturan di                alam semesta sebagai berikut, “…agar                kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu,                dan sesunguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”                (QS. Ath Thalaaq, 65:12) Keteraturan ini mengandung seluk-beluk                yang begitu banyak sehingga manusia takkan mungkin tahu dari mana                harus mulai memikirkannya. 
 Contohnya, setiap orang tahu bahwa alam semesta sangatlah luas.                Akan tetapi, saat kita mulai berpikir tentang seberapa luas hal                ini sebenarnya, kita akan menjumpai gambaran yang jauh berbeda dari                apa yang biasanya kita pahami. Garis tengah matahari adalah 103                kali lebih besar daripada garis tengah bumi. Mari kita perjelas                hal ini dengan menggunakan perbandingan. Jika kita umpamakan bumi                sebagai kelereng, matahari adalah bola yang dua kali lebih besar                daripada sebuah bola sepak. Hal yang menarik di sini adalah jarak                di antara keduanya. Agar dapat membuat tiruan yang mencerminkan                ukuran sesungguhnya, kita perlu menempatkan jarak sejauh kira-kira                280 meter (920 kaki) di antara bumi berukuran kelereng dengan matahari                berukuran bola tersebut. Dan bintang-bintang yang berada di luar                tata surya kita perlu ditempatkan berkilo-kilometer jauhnya.
 
 Dengan perbandingan ini, Anda dapat membayangkan bahwa tata surya                merupakan tempat yang sangat luas. Tetapi, saat kita membandingkannya                dengan galaksi Bima Sakti, tempat tata surya kita berada, tata surya                kita akan tampak sangat kecil. Karena, di dalam galaksi Bima Sakti,                ada sekitar 250 miliar bintang yang mirip dengan matahari kita,                dan kebanyakan jauh lebih padat.
 
 Matahari kita terletak pada salah satu lengan galaksi yang berbentuk                spiral ini. Tetapi, yang menarik adalah galaksi Bima Sakti sesungguhnya                adalah tempat yang sangat “kecil” pula, bila kita memperhitungkan                keseluruhan luar angkasa. Sebab, ada juga galaksi-galaksi lain di                ruang angkasa yang diperkirakan berjumlah keseluruhan sekitar 300                miliar…
 
 Sekelumit contoh yang telah kami sampaikan tentang ukuran dan jarak                yang sedemikian lebar antara benda-benda angkasa di jagat raya ini                saja sudah cukup untuk menunjukkan kehebatan tiada tara dari kepiawaian                Allah dalam penciptaan, fakta bahwa Dia tidak punya sekutu dalam                mencipta, dan bahwa Dialah yang Mahakuasa. Allah menyerukan manusia                agar memikirkan kenyataan-kenyataan ini sebagai berikut:
 “Apakah kamu yang lebih sulit                penciptaannya ataukah langit? Allah telah membinanya, Dia meninggikan                bangunannya lalu menyempurnakannya” (QS. An Naazi’aat,                79:27-28) TATA-SURYA YANG                TERATUR SEMPURNA Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya                jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang                pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah                Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. Faathir, 35: 41)  Bila                Anda pergi ke luar, sinar matahari menerpa wajah Anda tanpa mengganggu                Anda, dan keadaan yang menguntungkan Anda ini disebabkan oleh adanya                tatanan sempurna dalam tata surya. Matahari, yang memberikan kehangatan                dan cahaya menyenangkan bagi kebaikan kita, sebenarnya hanyalah                seperti sebuah lubang dalam yang terdiri atas awan gas berwarna                merah. Matahari terbuat dari pusaran nyala api raksasa yang memancar                sampai berjuta-juta kilometer jauhnya dari permukaan yang mendidih,                serta topan raksasa yang naik ke permukaan dari dasarnya. Hal ini                dapat berakibat mematikan bagi umat manusia. Tetapi, atmosfer (lapisan                udara) dan medan magnet bumi menyaring semua sinar matahari yang                membahayakan dan mematikan ini sebelum sempat sampai kepada kita.                Keteraturan sempurna dalam tata surya inilah yang menjadikan bumi                planet yang dapat dihuni. 
 Bila kita tinjau struktur tata surya, akan kita temukan keseimbangan                yang sangat halus dan teliti. Yang menahan planet-planet dalam tata                surya agar tidak terlepas dari tata surya dan terlempar ke dalam                suhu dingin membeku di angkasa luar adalah keseimbangan antara gravitasi                (gaya tarik) matahari dan gaya sentrifugal planet-planet. Matahari                menarik semua planet dengan gaya tarik kuat yang ditebarkannya,                sementara planet-planet secara terus-menerus mengimbangi tarikan                ini dengan menggunakan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh gerakan                planet-planet tersebut pada jalur lintas atau orbitnya. Tetapi bila                planet-planet ini berputar pada sumbunya (gerak rotasi) dengan kecepatan                yang sedikit lebih rendah, planet akan ditarik oleh matahari dengan                sangat kuat sehingga jatuh ke dalam raksasa matahari dan tertelan                suatu ledakan hebat. Hal yang sebaliknya juga mungkin terjadi. Jika                planet-planet berputar dengan kecepatan yang lebih tinggi, kali                ini gravitasi matahari tidak akan cukup kuat untuk menahannya dan                planet-planet akan terlempar ke ruang hampa di angkasa luar. Tetapi,                sebuah keseimbangan yang sangat halus cermat telah ditetapkan, dan                sistem ini dapat terus berlangsung karena mempertahankan keseimbangan                ini.
 
 Selain itu, juga penting untuk dicatat bahwa keseimbangan yang disebutkan                di atas diciptakan secara tersendiri untuk setiap planet, karena                jarak masing-masing planet dari matahari adalah berlainan. Di samping                itu, massa setiap planet juga berbeda. Karena itulah, untuk setiap                planet, kecepatan rotasi yang berbeda juga ditetapkan. Hal ini dimaksudkan,                agar planet-planet tersebut dapat menghindari tabrakan dengan matahari                maupun lontaran ke ruang angkasa.
 
 Contoh ini hanya merupakan sebagian kecil bukti dari keseimbangan                luar biasa di dalam tata surya. Siapa pun yang memiliki akal dapat                memahami bahwa keseimbangan yang menempatkan planet-planet besar                dan seluruh tata surya dalam keteraturan, dan yang memelihara keteraturan                ini hari demi hari dan abad demi abad, tidak mungkin terjadi secara                kebetulan. Tampak jelas bahwa keteraturan ini telah diperhitungkan                dengan sangat cermat. Allah, yang Mahakuasa, menunjukkan kepada                kita, dengan berbagai kesempurnaan rinci yang telah Dia ciptakan                di alam semesta, bahwa segala sesuatu berada di bawah kekuasaan-Nya.                Para ahli astronomi seperti Kepler dan Galileo, ilmuwan yang bekerja                untuk menyingkapkan keseimbangan yang luar biasa pekanya dalam tata                surya, beberapa kali menyatakan bahwa sistem ini mengisyaratkan                perancangan yang sangat jelas dan merupakan bukti kekuasaan Allah                di seantero jagat raya. Allah menciptakan dan berkuasa atas segala                sesuatu dengan pengetahuan-Nya yang tak terbatas; Dialah Yang Mahaperkasa.
 PLANET YANG TIADA TARANYA: BUMI
   Pikirkanlah                sejenak tentang apa yang diperlukan manusia untuk tetap bertahan                hidup. Air, matahari, oksigen, atmosfer, tumbuh-tumbuhan, dan hewan…                Segala macam perincian, segala macam keadaan yang dapat atau tidak                dapat Anda pikirkan pada saat itu sudah tersedia secara alami di                bumi. Selain itu, bila kita mengkaji lebih jauh, kita dapat melihat                bahwa semua kebutuhan pokok hidup ini memiliki jalinan seluk-beluknya                yang saling terkait, dan bahwa segala hal ini terdapat dalam keadaan                sepenuhnya sempurna di bumi. Segala sesuatu di bumi, makhluk hidupnya,                tetumbuhannya, langit, dan lautan, semuanya telah diciptakan dengan                cara yang terbaik dan lengkap sempurna agar sesuai dengan keberadaan                dan kelangsungan hidup umat manusia. 
 Selain bumi, ada pula planet-planet lain di dalam tata-surya kita.                Tetapi, di antara planet-planet ini, satu-satunya planet yang memungkinkan                adanya kehidupan adalah bumi. Jarak antara bumi dengan matahari,                kecepatan perputaran bumi pada sumbunya, kemiringan sumbu bumi terhadap                orbitnya, struktur permukaan bumi, dan berbagai faktor lepas lainnya                yang sejenis, memungkinkan planet kita menikmati kehangatan suhu                yang sesuai bagi kehidupan dan dapat menyebarkan kehangatan ini                di seantero bumi secara merata. Susunan lapisan udara bumi serta                ukuran bumi juga tepat sesuai kebutuhan. Cahaya yang sampai kepada                kita dari matahari, air yang kita minum, dan makanan yang kita nikmati                semuanya sangat sesuai bagi kehidupan kita.
 
 Singkatnya, segala tinjauan terhadap planet yang kita huni akan                menunjukkan kepada kita, bahwa bumi dirancang terutama untuk manusia.                Agar kita dapat melihat bahwa keadaan di bumi dirancang secara khusus,                kita cukup melihat kondisi di planet-planet lain secara kasar. Ambillah                Mars, misalnya. Lapisan udara di Mars merupakan campuran beracun                yang mengandung karbondioksida dalam kadar tinggi. Tidak ada air                di permukaan planet. Kawah besar yang terjadi akibat tubrukan meteor                raksasa tampak jelas dalam gambar di sebelah kanan ini. Begitu pula                dengan cuaca, sering terjadi badai raksasa dan badai pasir yang                berlangsung selama berbulan-bulan tanpa henti. Suhu rata-rata -53oC                (-64oF).
 
 Dengan mempertimbangkan ciri-ciri ini secara keseluruhan, Mars,                yang memiliki paling banyak kesamaan dengan bumi di antara planet-planet                yang berada di sekitar kita, jelas merupakan planet mati yang tidak                memungkinkan adanya kehidupan. Perbandingan ini dengan gamblang                menunjukkan bahwa ciri-ciri yang menjadikan bumi sebuah tempat yang                dapat dihuni benar-benar merupakan nikmat yang tidak terkira. Dia                Yang menciptakan seluruh jagat raya, membentuk dengan sempurna bintang-bintangnya,                planet-planet, pegunungan dan lautan, adalah Allah. Sepanjang kehidupan                kita, kita harus berterimakasih atas nikmat dan ciptaan-Nya, dan                menjadikan-Nya sahabat dan pelindung. Allah, Pemilik segala sesuatu,                adalah pemilik segala pujian. Allah menyampaikan hal ini dalam Al-Quran:
  Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama                dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu                tidak mengambil pelajaran. Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat                Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya                Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nahl,                16: 17-18)  SUSUNAN LAPISAN                ATMOSFER YANG BENAR-BENAR DIRANCANG DAN TERUKUR Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang                terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan                Allah) yang terdapat padanya. (QS. Al Anbiyaa', 21: 32)   Bagi Anda, bernafas mungkin tidak lebih daripada menghirup                udara dan kemudian mengembuskannya kembali. Tetapi, agar proses                ini dapat berlangsung dengan baik, telah dibangun sistem yang sempurna                dalam segala segi. Kita tidak perlu melakukan usaha sedikit pun                untuk bernafas. Bahkan, kebanyakan orang mungkin sama sekali tidak                pernah memikirkan secara sadar proses ini. Semua orang perlu bernafas                secara terus-menerus, sejak kita hadir di dunia ini sampai kita                meninggal. Semua keadaan yang dibutuhkan, baik di dalam tubuh maupun                di lingkungan kita, telah diciptakan oleh Allah, dan karenanya,                kita dapat bernafas dengan mudah.
 Pertama sekali, agar manusia dapat bernafas, keseimbangan gas-gas                dalam lapisan udara bumi haruslah diatur dengan tepat. Perubahan                yang tipis saja di dalam keseimbangan ini dapat mengakibatkan hal                yang fatal. Namun, gangguan itu tidak terjadi sama sekali, karena                atmosfer bumi merupakan campuran khas yang dirancang sebagai gabungan                dari berbagai keadaan yang sangat khusus, yang semuanya berpadu                sehingga berfungsi secara sempurna.
 
 Atmosfer bumi terdiri dari nitrogen (77 %), oksigen (21 %), karbondioksida                (1 %), argon, dan gas-gas lainnya. Marilah kita mulai dengan yang                terpenting di antara semua gas ini, yaitu oksigen.
 
 Oksigen sangat penting karena makhluk hidup membutuhkan gas ini                agar dapat hidup. Untuk memperoleh oksigen, kita bernafas. Perbandingan                oksigen di udara dipertahankan agar tetap berada dalam keseimbangan                yang sangat halus dan cermat.
 
 Pemeliharaan keseimbangan perbandingan oksigen di atmosfer diwujudkan                melalui sistem “daur ulang” yang sempurna. Ummat manusia                dan hewan secara berkesinambungan menggunakan oksigen, sementara                itu mereka menghasilkan dan mengeluarkan gas karbondioksida, yang                bagi mereka bersifat racun. Tumbuh-tumbuhan, di lain pihak, melangsungkan                proses yang justru merupakan kebalikannya, dan menjaga kelangsungan                hidupnya dengan cara mengubah karbondioksida menjadi oksigen. Setiap                hari, bermiliar-miliar ton oksigen dilepaskan ke atmosfer oleh tumbuh-tumbuhan                dengan cara ini.
 
 Sekarang, jika manusia dan hewan melangsungkan reaksi kimia yang                sama dengan tumbuh-tumbuhan, maka bumi, dalam waktu yang amat singkat,                akan menjadi planet yang tak dapat dihuni makhluk hidup. Jika baik                hewan maupun tumbuhan menghasilkan oksigen, atmosfer akan menjadi                sangat mudah terbakar dan percikan api yang paling kecil sekali                pun akan menyebabkan kebakaran yang hebat. Akhirnya, dengan skenario                yang sedemikian, bumi akan tinggal jadi arang. Jika sebaliknya,                baik tumbuhan maupun hewan sama-sama menghasilkan karbondioksida,                akibatnya oksigen di atmosfer akan habis dengan cepat, dan dengan                sendirinya, segera semua makhluk hidup akan menyongsong kematian                karena tak bisa bernafas.
 
 Semua hal ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan atmosfer bumi                khusus bagi kehidupan manusia. Jagat raya bukan tempat yang kacau-balau                tanpa kendali. Ini semua sudah direncanakan dengan sangat teperinci,                dan Allah, pemilik kekuatan yang abadi, menjadikan semua itu ada.
 PERAN PEGUNUNGAN                DALAM MEMPERKUAT KERAK BUMI   Kerak                bumi, permukaan yang kita gunakan sehari-hari untuk berjalan dan                membangun rumah kita dengan aman, sebenarnya bergerak pada lapisan                yang disebut selubung bumi, yang lebih rapat daripada kerak bumi.                Jika tidak ada sistem yang menjaga agar gerakan ini terkendali,                goncangan dan gempa bumi akan terjadi terus-menerus di bumi sehingga                dunia ini benar-benar tidak dapat dihuni. Namun, pegunungan dan                perluasannya di bawah tanah sangat mengurangi gerak bawah tanah                ini, dan karena itu, juga meredam goncangan-goncangan seperti itu. 
 Pegunungan di bumi terbentuk akibat gerakan dan tabrakan lempeng-lempeng                besar yang merupakan kerak bumi. Saat dua lempeng ini bertabrakan,                ujung salah satunya biasanya meluncur masuk ke bawah ujung lempeng                yang satu lagi. Lempeng yang di bagian atas terdorong ke atas sehingga                membentuk pegunungan. Pada saat yang sama, lempeng yang berada di                dasar terus maju di bawah tanah dengan cara yang serupa sehingga                membentuk tonjolan yang dalam. Hal ini berarti pegunungan memiliki                tonjolan-tonjolan ke bawah yang dalam, yang sama besarnya dengan                apa yang tampak di permukaan. Dengan kata lain, pegunungan berakar                dengan kokoh di lapisan bumi yang disebut selubung.
 
 Karena itulah, pegunungan mengikat lempeng-lempeng bumi secara efektif                dengan cara membentangkan diri di atas dan di bawah bidang pertemuan                kedua lempeng tadi. Dengan cara ini, pegunungan menghalangi kerak                bumi menggelincir di lapisan magma atau di antara lapisan-lapisannya                sendiri. Singkatnya, kita dapat membandingkan pegunungan dengan                paku atau pasak yang dengan kokoh menyatukan bilah-bilah kayu. Sifat                pegunungan ini, dengan menetralkan ketidakstabilan kerak bumi, amat                berarti dalam mencegah terjadinya guncangan.
 
 Pegunungan yang tampak menakjubkan ini juga memiliki peran lain                dalam mempertahankan beberapa keseimbangan tertentu di bumi, terutama                dalam menyebarkan panas.
 
 Perbedaan suhu di khatulistiwa dengan suhu di kutub bumi adalah                sekitar 100oC (212oF). Jika rentang suhu seperti                ini terjadi di permukaan, badai dengan kecepatan membabi-buta hingga                mencapai 1000 km (621 mil) per jam akan membinasakan bumi. Tetapi                permukaan bumi yang tidak rata menghalangi aliran udara kencang                yang dapat diakibatkan oleh perbedaan panas seperti itu. Jajaran                pegunungan ini terbentang mulai dari Himalaya di Cina, berlanjut                ke jajaran pegunungan Taurus di Turki bagian selatan, dan kemudian                kembali ke atas menuju ke pegunungan Alpen di Eropa. Jajaran pegunungan                di samudra Atlantik dan Pasifik juga sesuai dengan pola ini.
 
 Seperti semua detil-detil lainnya di bumi, apa yang terwujud di                pegunungan adalah bagian dari karya seni Allah yang tak terhingga.                Allah sudah menciptakan dunia tempat kita tinggal ini dengan cara                yang betul-betul sempurna. Dengan melihat contoh-contoh yang menakjubkan                ini, manusia harus mengakui bahwa fakta terpenting dalam kehidupannya                adalah tugas untuk melayani Allah dan berusaha hanya untuk memenuhi                ini semata. Karena, manusia membutuhkan nikmat-nikmat Allah yang                tidak terhitung, sedangkan Allah Mahakaya dan tidak membutuhkan                apa-apa.
 KESEIMBANGAN SAMUDERA   Hujan,                laut, sungai, aliran air, samudera, air minum yang mengalir saat                Anda membuka keran… Orang sudah begitu terbiasa dengan kehadiran                air sehingga mungkin mereka tidak pernah berpikir tentang kenyataan                bahwa sebagian besar permukaan bumi -sebenarnya, hampir seluruhnya-                diliputi dengan air. Tetapi, hal yang luar biasa penting di sini                adalah, di antara semua benda-benda angkasa yang dikenal, hanya                bumi yang menyediakan air yang dapat diminum. 
 Air adalah syarat dasar untuk kehidupan, tetapi sama sekali tidak                terdapat pada ke-63 benda angkasa lain di tata-surya kita. Walaupun                demikian, empat per lima bagian permukaan bumi seluruhnya tertutup                dengan air. Selain samudra yang mengandung massa air dalam jumlah                besar, ada beragam sumber air lainnya yang saling berbeda dalam                ukuran dan sifatnya, misalnya sungai dan danau kecil. Sebagian air                ini terlalu asin untuk diminum, tetapi sebagian yang lain rasanya                tawar. Ada keseimbangan air yang telah disusun dengan sempurna berdasarkan                kebutuhan semua makhluk hidup di bumi.
 
 Berkat air, berjuta spesies makhluk dapat hadir di bumi, sehingga                terpeliharalah keseimbangan yang dibutuhkan dalam kehidupan. Contohnya,                awan dan hujan terjadi karena penguapan sejumlah besar massa air.                Air punya kemampuan yang besar untuk menarik dan menahan panas.                Karena alasan inilah, massa air yang besar dalam samudra dan laut,                menjaga keseimbangan panas dunia ini. Oleh karena itu, perbedaan                suhu antara siang dan malam hari di wilayah-wilayah di dekat laut                sangatlah tipis. Wilayah tersebut jadi lebih cocok untuk ditinggali.
 
 Keberadaan samudra, bila dilihat dari sudut pandang burung seperti                tampak pada gambar bagian atas di halaman sebelah kanan ini, benar-benar                bermakna penting. Karena lebih sedikit memantulkan sinar matahari                daripada daratan, samudra lebih banyak menerima energi matahari,                tetapi panas tersebar secara lebih berimbang pada samudra. Karena                itu, samudra mendinginkan wilayah khatulistiwa dan mencegahnya agar                tidak terlalu panas, dan juga menghangatkan air di wilayah kutub                agar tidak benar-benar membeku.
 
 Karena air mempunyai sifat yang tembus pandang, lumut air dapat                melakukan fotosintesis di bawah permukaan laut. Air adalah salah                satu dari sedikit saja janis zat di alam yang mengembang saat membeku.                Karena hal inilah laut dan samudra tidak membeku dari bawah ke atas.
 
 Semua sifat kimia dan fisika air, yang baru sedikit dicukilkan di                sini, menunjukkan kepada kita bahwa cairan ini sudah diciptakan                demikian khusus untuk kebutuhan ummat manusia. Jelas bukan kebetulan                bahwa air tidak tersedia di planet selain bumi. Bumi, yang telah                diciptakan khusus untuk kehidupan manusia, telah merekah dengan                kehidupan melalui adanya air, yang juga telah diciptakan dengan                khusus. Allah, yang telah menciptakan nikmat yang tidak terhitung                banyaknya bagi hamba-hamba-Nya dan melimpahkan kepada mereka cara                kehidupan yang mudah, telah menciptakan air dengan ketelitian dan                cita rasa seni yang khas. Sebagaimana yang dinyatakan-Nya di dalam                Al-Quran, “Dia-lah, Yang telah menurunkan                air hujan dari langit…” (QS. An Nahl, 16: 10)
  KESELARASAN ANTARA                AIR DAN TUMBUH-TUMBUHAN   Semua                tumbuh-tumbuhan, baik yang besar maupun yang kecil, dari rerumputan                sampai pohon-pohon yang tinggi serta beragam jenis bunga, dapat                menghantarkan air dan zat-zat makanan atau nutrisi yang mereka bawa                dari tanah sampai ke batang-batang dan daun-daun yang paling jauh.                Namun, proses transportasi ini tidak hanya terlaksana berkat sistem                yang ada dalam tumbuh-tumbuhan saja. Agar transportasi ini berlangsung,                sifat air itu sendiri juga perlu selaras dengan struktur di dalam                tumbuh-tumbuhan. 
 Kita dapat melihat keselarasan ini dengan cara mengamati struktur                umum air.
 
 Tampak jelas bahwa air, yang sangat diperlukan bagi kelangsungan                makhluk hidup di bumi, adalah zat yang telah dirancang dan diciptakan                secara khusus. Salah satu ciri khas air yang terpenting adalah air                memiliki “tegangan permukaan” yang besar. Tegangan permukaan                terjadi jika molekul-molekul di permukaan suatu cairan saling menarik                satu sama lain, sehingga menciptakan pembatas antara udara dengan                cairan itu. Karena inilah, sebuah wadah air dapat menampung air                yang sedikit melebihi tingginya sendiri tanpa meluap atau tumpah.                Begitu pula, sebatang jarum logam dapat terapung di air tanpa tenggelam                jika secara hati-hati diletakkan pada permukaannya dengan posisi                horizontal.
 
 Tegangan permukaan air melebihi cairan manapun yang lainnya, dan                hal ini memiliki dampak biologis yang luas bagi bumi. Kita akan                mulai dengan memeriksa dampaknya pada tumbuh-tumbuhan.
 
 Tumbuh-tumbuhan, dengan adanya tegangan permukaan, dapat membawa                air yang diperoleh di kedalaman tanah sampai beberapa meter tingginya                di atas permukaan, semuanya tanpa harus memiliki sistem otot atau                pompa. Dalam dunia struktur rancangan manusia, tangki tekanan udara                – suatu sistem yang benar-benar rumit -diperlukan untuk membawa                air ke lantai atas bangunan apartemen. Namun demikian, tumbuh-tumbuhan                tidak punya sistem seperti itu. Air mencapai titik terjauh dari                tumbuh-tumbuhan hanya dengan tegangan permukaan. Saluran di akar                tumbuh-tumbuhan dan barik-bariknya dirancang sedemikian rupa sehingga                memanfaatkan tegangan permukaan air. Semakin ke atas, saluran ini                menjadi semakin sempit dan semakin sempit sehingga memungkinkan                air “merambat” ke atas. Jika tegangan permukaan air                tergolong rendah, seperti pada kebanyakan zat cair lainnya, tumbuh-tumbuhan                darat sama sekali tidak akan bisa hidup. Hal ini akan berdampak                buruk bagi semua makhluk hidup di planet. Namun demikian, karena                air maupun tumbuh-tumbuhan diciptakan dengan sempurna, masalah seperti                itu tidak pernah timbul.
 
 Kesesuaian antara tegangan permukaan air dan struktur tumbuh-tumbuhan                yang memanfaatkan sifat air ini, menunjukkan penciptaan Allah yang                sempurna. Hal ini merupakan bukti penting akan kenyataan bahwa alam                dan makhluk hidup terwujud bukan secara kebetulan, tetapi melalui                penciptaan Allah.
 RANCANGAN PADA                KRISTAL SALJU   Siapa                saja yang mengamati serpihan salju dengan cermat dapat melihat bahwa                serpihan salju ada dalam beragam bentuk. Diperkirakan bahwa satu                meter kubik salju mengandung sekitar 350 juta kristal salju! Serpihan                ini semuanya berbentuk heksagonal (segi enam) dengan struktur menyerupai                kristal. Namun demikian, setiap butir kristal salju memiliki bentuk                yang khas. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan terus mencari jawaban                terhadap pertanyaan seperti, bagaimana bentuk-bentuk ini bisa terjadi,                bagaimana masing-masing kristal bisa memiliki bentuk yang berlainan,                dan apa yang menyebabkan bentuknya yang simetris. Setiap perolehan                informasi tambahan sekecil apapun selalu mengungkapkan kepiawaian                baru yang menakjubkan pada kristal salju. Keanekaragaman dan kesempurnaan                struktur heksagonal pada kristal salju merupakan wujud keberadaan                Allah sebagai sang Pencipta yang tak membutuhkan contoh (al Badi).                Allah adalah Yang membuat segala yang diciptakan-Nya menjadi baik.                Pembentukan kristal salju merupakan satu segi lagi dari keterampilan                seni Allah yang tiada habis-habisnya. 
 Serpihan salju yang kecil dan tipis ini tampak seperti bintang berjarum-banyak                atau kepala jarum yang amat kecil. Pembentukan serpihan salju dalam                gambar ini benar-benar mengagumkan. Selama bertahun-tahun, struktur                serpihan salju yang teratur telah menarik perhatian orang. Sejak                tahun 1945, sudah dilakukan penelitian untuk mencari faktor-faktor                apa saja yang memberikan bentuk akhir terhadap kristal tersebut.                Satu serpihan salju adalah gundukan kristal yang terdiri atas lebih                dari 200 kristal es. Serpihan salju tersusun dari molekul air yang                terbentuk dalam urutan yang sempurna. Serpihan salju, salah satu                mukjizat arsitektur yang sejati dari alam, dibentuk sewaktu uap                air menjadi dingin saat melewati awan. Proses ini berlangsung sebagai                berikut:
 
 Saat melewati awan, molekul air yang terhamburkan                ke mana-mana secara tidak teratur melalui uap air, mulai kehilangan                gerakan acaknya karena menurunnya suhu. Setelah beberapa waktu,                molekul air, yang bergerak lebih perlahan, mulai membentuk kelompok                dan kemudian menjadi padat. Namun, tidak ada sedikit pun kekacauan                dalam pembentukan kelompok ini. Sebaliknya, molekul-molekul ini                selalu bergabung sebagai bentuk segi enam yang berukuran sangat                kecil (mikroskopis) yang tampak mirip satu sama lain. Setiap serpihan                salju pada mulanya terdiri dari satu molekul air heksagonal, kemudian                molekul air heksagonal yang lainnya terikat dengan serpihan pertama                ini. Menurut para pakar dalam bidang ini, faktor dasar yang menentukan                bentuk serpihan salju adalah bahwa molekul air segi enam ini bergabung                tepat seperti mata rantai dalam untaian. Selain itu, potongan-potongan                kristal tersebut, yang seharusnya tampak sama, mengambil bentuk                yang sangat berlainan tergantung pada suhu dan tingkat kelembapan.1
 
 Mengapa terdapat simetri heksagonal di dalam semua serpihan salju                dan mengapa masing-masing berbeda satu dengan yang lain? Mengapakah                bagian tepinya bersudut bukannya lurus? Para ilmuwan masih mencoba                menjawab pertanyaan ini. Namun, sejauh ini sudah jelas: Allah adalah                Dia Yang tidak memiliki pendamping dalam mencipta, merupakan Pemilik                kekuatan yang tak berakhir dan Sang Pencipta segala sesuatu tanpa                contoh.
 | 
   
No comments:
Post a Comment